Strategi Pencegahan Kecurangan UTBK dalam Seleksi Masuk Perguruan Tinggi


Oleh : Christian Felix Lumbanraja, Clairine Fatimah Anwar, Harits Fawzi Abdillah, Jessica Audrey Syalomitha, Sindu Muhamad Maulana Bintang.

Pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer untuk Seleksi Nasional Berdasarkan Tes atau UTBK SNBT tahun 2025 dibayangi sejumlah dugaan kecurangan. Pelaksanaan tes masuk perguruan tinggi itu digelar sejak 23 April dan akan berakhir pada 3 Mei mendatang. Sebanyak 860.976 peserta mengikuti UTBK SNBT tahun 2025, dengan jumlah peserta yang akan diterima hanya sekitar 30 persen. 

Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) mengungkapkan dugaan keterlibatan lembaga bimbingan belajar di Jawa Tengah dan keterlibatan pegawai sebuah perguruan tinggi negeri di Jawa Timur. berdasarkan penyampaian dugaan Panitia SNPMB tentang keterlibatan sebuah lembaga bimbingan belajar (LBB) dalam skema kecurangan sistemik pada pelaksanaan UTBK. 

Ketua SNPMB Eduart Wolok menyebut sebuah LBB yang berbasis di Yogyakarta diduga berperan aktif dalam memobilisasi peserta ujian untuk mengikuti UTBK pada sesi-sesi awal. Skema ini diduga bertujuan untuk memperoleh dan mempelajari pola soal ujian, yang kemudian akan digunakan untuk membekali peserta lain yang mengikuti ujian di sesi-sesi akhir. 

Sindikat joki UTBK beroperasi secara sistematis dan profesional, memanfaatkan teknologi canggih seperti kamera tersembunyi, mikrofon, dan modem untuk mengirimkan soal ujian kepada "master" yang kemudian memberikan jawaban kepada peserta melalui perangkat audio. Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan yang sekaligus selaku Ketua Pelaksana UTBK-SNBT 2025 di ISBI Bandung, Indra Ridwan, menyebut joki ini mengantongi upah Rp 30-50 juta tiap mewakili seorang peserta.

Contoh Kasus

Salah satu contoh ketidakjujuran dalam melaksanakan UTBK adalah peserta yang menggunakan jasa joki. Melihat dari beberapa kejadian yang telah terjadi sebanyak 50 peserta, mereka bekerjasama dengan 10 penjoki di 13 pusat UTBK. UTBK yang memiliki kepanjangan Ujian Tulis Berbasis Komputer merupakan salah satu ujian yang digunakan untuk memasuki perguruan tinggi. Secara tidak langsung hal ini dilakukan secara bersamaan yang dimana penjoki juga ikut serta dalam pelaksanaan UTBK tersebut, Modus kecurangan UTBK diantaranya adalah :

  1. Mengambil beberapa soal
  2. Menggantikan Peserta 
  3. Memberikan bantuan jawaban 

Strategi Pencegahan Kecurangan UTBK

Beberapa universitas menerapkan hal-hal berikut ini:

1. UNAIR Wajibkan Peserta UTBK Ganti Alas Kaki

Pihak UNAIR menjelaskan hal ini terjadi karena bagian alas kaki merupakan area yang kerap luput dari deteksi alat pemindaian logam, selain ganti alas kaki, pihak unair juga memberikan arahan penggunaan pakaian kepada seluruh peserta untuk menggunakan pakaian berwarna putih agar mempermudah pengawasan visual

2. UNHAS Gunakan Teknologi Jumper Sinyal

“Saya juga minta kekuatan jumper signal semakin ditingkatkan agar komunikasi peserta dengan dunia luar terputus. Kami (buktikan) saat dalam ruangan ujian juga tidak bisa gunakan handphone,” ujar Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa dalam konferensi pers pelaksanaan UTBK SNBT di Fakultas Kedokteran Unhas, dilansir dari antaranews.com.

3. Memperketat Pengawasan di Ruang Ujian

Selain dengan beberapa upaya diatas, dengan memperketat pengawasan sebenarnya cukup memberikan solusi yang paling mudah, adanya kecurangan, karena lemahnya pengawasan yang dilakukan.

Kesimpulan

Pelaksanaan UTBK SNBT 2025 diwarnai oleh kontroversi serius terkait praktik kecurangan yang bersifat sistemik, melibatkan lembaga bimbingan belajar, oknum perguruan tinggi, hingga sindikat joki profesional. Modus kecurangan yang dilakukan meliputi pengambilan soal untuk dipelajari, penggantian peserta asli oleh joki, dan pemberian jawaban melalui perangkat tersembunyi yang canggih. Hal ini menunjukkan adanya kelemahan dalam sistem pengawasan dan keamanan pelaksanaan ujian yang seharusnya menjadi sarana seleksi yang adil dan transparan bagi calon mahasiswa. 

Sebagai respons terhadap situasi ini, berbagai universitas mulai menerapkan strategi pencegahan, seperti mengganti alas kaki peserta untuk menghindari penyembunyian alat, penggunaan pakaian berwarna putih untuk mempermudah pengawasan visual, penggunaan teknologi pemutus sinyal seperti jumper signal, serta peningkatan pengawasan secara ketat di ruang ujian. Meski upaya ini menunjukkan komitmen terhadap integritas akademik, pencegahan kecurangan harus diiringi dengan penegakan hukum yang tegas serta evaluasi menyeluruh terhadap sistem UTBK agar seleksi masuk perguruan tinggi tetap kredibel dan adil.

Referensi

https://www.tempo.co/politik/kecurangan-utbk-2025-lembaga-bimbel-hingga-pegawai-kampus-diduga-terlibat-1294651

https://m.kumparan.com/amp/kumparannews/serba-serbi-joki-utbk-dibayar-rp-50-juta-hingga-ada-yang-lintas-provinsi-24ys20TK1rD

https://www.tempo.co/politik/cegah-kecurangan-di-utbk-2025-ganti-alas-kaki-hingga-manfaatkan-teknologi-1237293

https://www.detik.com/edu/seleksi-masuk-pt/d-7891915/ragam-modus-kecurangan-utbk-2025-terbongkar-hack-jaringan-pakai-ordal

https://www.antaranews.com/berita/4788405/unhas-gunakan-teknologi-jumper-signal-cegah-kecurangan-utbk-snbt

Nathasya, J. P. SPEKTRUM CURHAT: PROGRAM KONSELING UNTUK MENJAGA NILAI KEJUJURAN PESERTA SBMPTN.



0 Komentar

Literatika FH UNESA

Bergabung bersama kami!